Konon Gasing pada masyarakat Dayak lebih dikenal dengan Pangka atau Bapangka’
Menurut cerita yang terdapat pada orang Dayak , gasing
adalah Manusia/Talino? jelmaan jubata/Tuhan? yang disebut NEK GASIKNG, bernama
NEK ABAKNG SAJINTE JUBATA TAPAKNG, juga sebagai penguasa pohon-pohon kayu yang
tumbuh dihutan. Sehingga Jenis kayu yang dibuat sebagai bahan gasing yang
terbaik adalah urat/bandir. akar dari kayu Tapakng.
Pangka’ gasing bagi masyrakat Adat Dayak , diakui sebagai salah satu unsur Budaya adat yang telah lama dilakukan secara turun temurun dan tidak hanya Permainan belaka, melainkan memiliki makna bagi kehidupan manusia, maka dari itu pangka’ gasing adalah merupakan tradisi Budaya adat, yang penyelanggaraannya ditentukan pada musim atau waktu dalam proses kegiatan Bahuma atau berladang/bertani padi?, yaitu pada saat padi mulai ditanam sampai pada panen raya/beranyi padi.
Pangka’ gasing bagi masyrakat Adat Dayak , diakui sebagai salah satu unsur Budaya adat yang telah lama dilakukan secara turun temurun dan tidak hanya Permainan belaka, melainkan memiliki makna bagi kehidupan manusia, maka dari itu pangka’ gasing adalah merupakan tradisi Budaya adat, yang penyelanggaraannya ditentukan pada musim atau waktu dalam proses kegiatan Bahuma atau berladang/bertani padi?, yaitu pada saat padi mulai ditanam sampai pada panen raya/beranyi padi.
Konon manusia (Talino) pada mulanya tidak mengenal beras
atau padi sebagai bahan makanan pokok, melainkan sejenis cendawan (kulat/jamur)
yang tumbuh dan diambil dari batang kayu yang telah mati. Melihat kehidupan
manusia seperti itu, Nek Gasikng melakukan kegiatan berputarditengah-tengah
ruang utama samik, dengan tujuan agar padi turun ke bumi, dan menjelang subuh
Nek Uit-uit memanggil padi/beras/Nyaru’Leko di tengah pante/teras rumah. Karena
Nek Gasikng melakukannya sendiri, maka ia memiliki keinginan membuat benda yang
dapat berputar menyerupainya yang berputar, sehingga ia mengambil akar Tapakng
sesuai namanya untuk membuat sebuah gasing yang menyerupai namanya juga.
Setelah itu gasing mulai dimainkan oleh manusia /Talino,
saat itu juga tanpa disadari oleh manusia ternyata dari khayangan seorang
jelmaan Putra Jubata (Tuhan) yang bernama BARUAKNG tertarik untuk bermain
gasing atau berpangka’ dengan anak-anak manusia yang ada dibumi. Dengan
ketertarikannya itu ia memutuskan turun kebumi untuk mengajak anak manusia
berpangka’ gasing.
Berawal dari Baruakng dan anak manusia bermaain gasing saat
itulah padi dikenal oleh manusia dibumi sebagai makanan pokok.